Kemarin, tanggal 25 Agustus 2008 adalah haul Bapak yang ke lima tahun. Tak terasa sudah lima tahun Bapak berpulang dan banyak hal yang terjadi selama itu, termasuk kelahiran putra pertamaku atau cucu pertama beliau. Banyak kenangan yang tak pernah aku lupakan saat bersama Bapak, masa-masa yang indah yang tak tergantikan oleh siapa pun.
Kenangan masa kecil
Aku ingat waktu aku belum sekolah, Bapak sering mengajakku jalan-jalan naik motor keliling kompleks asrama 305 di Teluk Jambe. Sudah jadi kebiasaanku sebelum tidur harus jalan-jalan kena angin. Setelah beberapa menit terkena angin biasanya aku langsung tertidur di motor dan Bapak dengan susah payah menggendongku, karena biasanya mama di rumah tidak ikut bersama kami.
Ketika maghrib tiba, biasanya kami sholat berjamaah bersama. Saat itu rumah kami lataknya cukup jauh dengan masjid sehingga Bapak lebih sering berjamaah di rumah bersama kami. Biasanya aku naik di atas ranjang biar tingginya seperti mama dan bapak. Saat itu sajadahku adalah sarung guling, karena belum punya sajadah sendiri. Dari situlah aku mulai belajar sholat.
Waktu aku mulai masih Taman Kanak-Kanak di Trio Panca yang lokasinya ada di dalam asrama 305, sebelum berangkat sekolah, bapak biasanya menciumku, di pipi kiri dan kanan, di kening dan di janggut, aku masih ingat sekali, bapak sangat menyayangiku.
Waktu aku sekolah SD, kebetulan sekolahku agak jauh dari rumah. Bapak biasanya mengantarku dengan motor, sekaligus mengantar mama ke sekolah untuk ngajar. Kebetulan sekolah tempat mama mengajar satu jalur denganku, jadi bapak dengan setia setiap harinya mengatar aku dan mama sebelum bapak bertugas di kantornya.
Setiap hari libur, biasanya kami bertiga jalan-jalan keliling kota Karawang dan pulangnya aku dibelikan coklat.
Kenangan waktu SMP
Masa-masa ini Bapak masih dengan senang selalu mengantarku sekolah setiap pagi. Di hari libur kita jalan-jalan. Setiap Minggu bakda subuh, aku, mama, bapak, dan adikku berjogging ria di sekitar kawasan perumahan kami. Senang sekali. Siangnya kadang Bapak mengajak kami makan sate di luar Karawang sekalian jalan-jalan. Terkadang juga ke tempat-tempat wisata seperti puncak, taman safari, pantai anyer dan lainnya.
Suatu waktu, aku mendapat tugas membuat transparansi peta untuk pelajaran geografi yang harus kuselesaikan untu tugas besok pagi. Sayangnya aku tak punya spidol khusus untuk kertas transparan, padahal saat itu sudah hampir larut malam, pastinya bapak lelah dan ingin tidur. Selain itu pastinya toko-toko di Karawang pun sudah hampir tutup. Tapi dengan penuh kasih sayang, bapak mengantarku mencari spidol itu sampai ketemu. Kami ubek-ubek Karawang malam itu dan alhamdilillah akhrinya kudapatkan.
Semasa SMA, aku tidak banyak bertemu dengan bapak karena aku sekolah di Jombang. Pertemuan kami hanya setahun 2 kali sampai akhirnya bapak tutup usia saat usiaku 17 tahun.
Ala kulli hal aku bangga punya bapak seperti beliau, yang sangat menyayangi anak-anaknya dan memperhatikan pendidikan anaknya, bahkan pesan beliau terakhir adalah agar aku jangan putus sekolah karena rizki itu semua Allah yang mengatur.
Allaahummaghfirlii wa liwaalidayya warhamhuma kama rabbayanii shoghiiro
Rabbanaghfirlana wa liwaalidiina wa lillmu'miniima yauma yaquumul hisaab
Showing posts with label keluarga. Show all posts
Showing posts with label keluarga. Show all posts
Tuesday, August 26, 2008
Friday, April 13, 2007
Tentang Keluarga
Keluarga....
Keluarga adalah tempat dimana kita bisa merasakan berbagai cinta. Cinta pada ayah, ibu, adik, kakak, kakek, nenek, suami, anak-anak dan cinta kepada seluruh anggota keluarga kita yang lainnya.
Keluarga yang damai dan sejahtera adalah idaman bagi seluruh manusia. Di sanalah awal pondasi bagi sebuah negara. Karena bisa jadi kita bisa melihat bagaimana kondisi suatu negara dari sebuah keluarga.
Dalam dunia pendidikan peran orang tua tentunya sangat besar. Rata-rata seorang anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah, maka di sinilah tugas pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada ayah dan ibu. Sejauh mana mereka melihat bakat yang dimiliki anaknya, maka disinilah mereka bisa mencetak ke arah mana anak ini fokus di bidangnya. Sehingga besar kelak, sang anak bisa menyumbangkan hasil karya untuk bangsanya.
Begitu besar bukan peran sebuah keluarga. Begitu pula sebaliknya jikalau di dalamnya tidak ada kasih sayang dan cinta, maka bisa jadi dari keluarga pulalah awal mula dari kehancuran suatu bangsa.
Seorang istri yang baik, yang bisa mengatur keluarga bukanlah tidak mungkin menjadi tulang punggung bangsa ini. Dengan tidak meminta yang macam-macam di luar kemampuan sang suami, maka di sana tidak ada pula peluang bagi sang suami untuk melakukan tindakan korupsi di tempat ia bekerja.
Lagi-lagi peran sebuah keluarga sangat besar bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Cinta yang tumbuh di dalamnya akan menyebar luas hingga menciptakan negeri ini aman damai dan sentosa. Maka jagalah keutuhan keluarga, tanamkan di dalamnya cinta hingga setiap kita bisa menebarkan benihnya dalam setiap aktifitas di manapun kita berada.
Keluarga...
Ya, maka carilah pasangan hidup betul-betul kawan, karena dari situlah kalian akan membangun pondasi sebuah keluarga. Mulailah membangunnya cinta dan niat ikhlas dan tulus suci untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Keluarga adalah tempat dimana kita bisa merasakan berbagai cinta. Cinta pada ayah, ibu, adik, kakak, kakek, nenek, suami, anak-anak dan cinta kepada seluruh anggota keluarga kita yang lainnya.
Keluarga yang damai dan sejahtera adalah idaman bagi seluruh manusia. Di sanalah awal pondasi bagi sebuah negara. Karena bisa jadi kita bisa melihat bagaimana kondisi suatu negara dari sebuah keluarga.
Dalam dunia pendidikan peran orang tua tentunya sangat besar. Rata-rata seorang anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah, maka di sinilah tugas pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada ayah dan ibu. Sejauh mana mereka melihat bakat yang dimiliki anaknya, maka disinilah mereka bisa mencetak ke arah mana anak ini fokus di bidangnya. Sehingga besar kelak, sang anak bisa menyumbangkan hasil karya untuk bangsanya.
Begitu besar bukan peran sebuah keluarga. Begitu pula sebaliknya jikalau di dalamnya tidak ada kasih sayang dan cinta, maka bisa jadi dari keluarga pulalah awal mula dari kehancuran suatu bangsa.
Seorang istri yang baik, yang bisa mengatur keluarga bukanlah tidak mungkin menjadi tulang punggung bangsa ini. Dengan tidak meminta yang macam-macam di luar kemampuan sang suami, maka di sana tidak ada pula peluang bagi sang suami untuk melakukan tindakan korupsi di tempat ia bekerja.
Lagi-lagi peran sebuah keluarga sangat besar bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Cinta yang tumbuh di dalamnya akan menyebar luas hingga menciptakan negeri ini aman damai dan sentosa. Maka jagalah keutuhan keluarga, tanamkan di dalamnya cinta hingga setiap kita bisa menebarkan benihnya dalam setiap aktifitas di manapun kita berada.
Keluarga...
Ya, maka carilah pasangan hidup betul-betul kawan, karena dari situlah kalian akan membangun pondasi sebuah keluarga. Mulailah membangunnya cinta dan niat ikhlas dan tulus suci untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Subscribe to:
Posts (Atom)