Sunday, February 04, 2007

Tentang Pernikahan Dini

Pernikahan dini menjadi inspirasi untuk tulisan saya, entah mengapa saya tertarik membahasnya. Di samping karena pengalaman pribadi, lingkungan di sekitar pun mendukung.

Saya membatasi lingkungan sekitar ini khusus untuk mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di lembah sungai nil ini, dan tidak mencakup orang-orang Mesir. Karena mereka punya bahasan tersendiri mengenai pernikahan yang tidak kalah uniknya dan punya problematika tersendiri yang menarik untuk dibahas.

Namun sekarang saya terlebih dahulu membahas tentang pernikahan dini-nya para mahasiswa Indonesia di Kairo.

Ketika saya menginjakan kaki pertama kali di bumi para nabi ini, tidak pernah terbersit sedikit pun keinginan menikah di usia belia. Entah mungkin karena sudah takdir Tuhan akhirnya aku pun menikah di sini.

Sebelumnya aku sempat ragu apakah aku bisa belajar sambil membina rumah tangga? Tetapi saat aku mendengar seminar tentang pernikahan dini dengan Fauzil Adhim saat beliau berkunjung ke Kairo, aku pun menjadi tercerahkan.

Didukung oleh banyaknya seniorku yang juga menikah di usia dini, rata-rata mereka menikah di saat sudah memiliki seseorang yang mereka cintai.

Mereka beranggapan bahwa cinta itu akan sempurna bila diikat oleh tali pernikahan karena dengan begitu hubungan kita menjadi halal.

Dalam ajaran islam, pernikahan adalah suatu "mitsaqon gholizho" suatu janji yang agung, didalamnya terdapat pahala yang besar jika kita membinanya dengan baik. Maka dalam, dengan menunaikan pernikahan berarti kita telah menyempurnakan separuh dari agama kita. Setiap aktifitas yang kita lakukan untuk membahagiakan pasangan akan diberi pahala yang besar jika dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Dengan alas an itulah banyak mahasiswa Indonesia di sini yang lebih memilih untuk menikah dini. Dan bukan MBA alias Married By Accident. Lebih baik kita menghalalkan hubungan kita jika memang sudah saling mencintai, lebih berkah dan berpahala daripada pacaran luntang lantung nggak jelas ujungnya.

Apalagi pacaran yang sudah kebablasan dalam arti sudah melakukan hal-hal yang terlarang dalam ajaran agama. Makna cinta suci sudah mereka nodai dengan perbuatan yang tak selayaknya mereka lakukan sebelum melangsungkan pernikahan.

Maka lebih baik kalian menikah saja kalau sudah saling mencintai. Karena jika ingin menilai laki-laki itu serius dengan kita atau enggak lihat saja ekspresinya saat kita ajak dia untuk menikah. Kalau serius pasti dia akan menerima ajakan kita, kalau tidak ya…berarti dia Cuma ingin main-main saja.

Memangnya perempuan itu apa buat mainan para lelaki yang jelas. Sudah deh buat kawan-kawan seiman ayo jangan sampai terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang tanpa batas. Ingat kita hidup di dunia ini hanya sementara. Kehidupan yang hakiki ada di akhirat, ayo nabung sebanyak-banyaknya untuk kehidupan kita kelak. Niatkan semua aktifitasmu untuk beribadah kepada Allah Sang pencipta alam semesta.