Tuesday, August 26, 2008

Kenangan Bersama Bapak

Kemarin, tanggal 25 Agustus 2008 adalah haul Bapak yang ke lima tahun. Tak terasa sudah lima tahun Bapak berpulang dan banyak hal yang terjadi selama itu, termasuk kelahiran putra pertamaku atau cucu pertama beliau. Banyak kenangan yang tak pernah aku lupakan saat bersama Bapak, masa-masa yang indah yang tak tergantikan oleh siapa pun.

Kenangan masa kecil

Aku ingat waktu aku belum sekolah, Bapak sering mengajakku jalan-jalan naik motor keliling kompleks asrama 305 di Teluk Jambe. Sudah jadi kebiasaanku sebelum tidur harus jalan-jalan kena angin. Setelah beberapa menit terkena angin biasanya aku langsung tertidur di motor dan Bapak dengan susah payah menggendongku, karena biasanya mama di rumah tidak ikut bersama kami.

Ketika maghrib tiba, biasanya kami sholat berjamaah bersama. Saat itu rumah kami lataknya cukup jauh dengan masjid sehingga Bapak lebih sering berjamaah di rumah bersama kami. Biasanya aku naik di atas ranjang biar tingginya seperti mama dan bapak. Saat itu sajadahku adalah sarung guling, karena belum punya sajadah sendiri. Dari situlah aku mulai belajar sholat.

Waktu aku mulai masih Taman Kanak-Kanak di Trio Panca yang lokasinya ada di dalam asrama 305, sebelum berangkat sekolah, bapak biasanya menciumku, di pipi kiri dan kanan, di kening dan di janggut, aku masih ingat sekali, bapak sangat menyayangiku.

Waktu aku sekolah SD, kebetulan sekolahku agak jauh dari rumah. Bapak biasanya mengantarku dengan motor, sekaligus mengantar mama ke sekolah untuk ngajar. Kebetulan sekolah tempat mama mengajar satu jalur denganku, jadi bapak dengan setia setiap harinya mengatar aku dan mama sebelum bapak bertugas di kantornya.

Setiap hari libur, biasanya kami bertiga jalan-jalan keliling kota Karawang dan pulangnya aku dibelikan coklat.

Kenangan waktu SMP

Masa-masa ini Bapak masih dengan senang selalu mengantarku sekolah setiap pagi. Di hari libur kita jalan-jalan. Setiap Minggu bakda subuh, aku, mama, bapak, dan adikku berjogging ria di sekitar kawasan perumahan kami. Senang sekali. Siangnya kadang Bapak mengajak kami makan sate di luar Karawang sekalian jalan-jalan. Terkadang juga ke tempat-tempat wisata seperti puncak, taman safari, pantai anyer dan lainnya.

Suatu waktu, aku mendapat tugas membuat transparansi peta untuk pelajaran geografi yang harus kuselesaikan untu tugas besok pagi. Sayangnya aku tak punya spidol khusus untuk kertas transparan, padahal saat itu sudah hampir larut malam, pastinya bapak lelah dan ingin tidur. Selain itu pastinya toko-toko di Karawang pun sudah hampir tutup. Tapi dengan penuh kasih sayang, bapak mengantarku mencari spidol itu sampai ketemu. Kami ubek-ubek Karawang malam itu dan alhamdilillah akhrinya kudapatkan.

Semasa SMA, aku tidak banyak bertemu dengan bapak karena aku sekolah di Jombang. Pertemuan kami hanya setahun 2 kali sampai akhirnya bapak tutup usia saat usiaku 17 tahun.

Ala kulli hal aku bangga punya bapak seperti beliau, yang sangat menyayangi anak-anaknya dan memperhatikan pendidikan anaknya, bahkan pesan beliau terakhir adalah agar aku jangan putus sekolah karena rizki itu semua Allah yang mengatur.

Allaahummaghfirlii wa liwaalidayya warhamhuma kama rabbayanii shoghiiro
Rabbanaghfirlana wa liwaalidiina wa lillmu'miniima yauma yaquumul hisaab

Saturday, August 23, 2008

Refleksi Kemerdekaan ke-63

Alhamdulillah negara kita kini sudah berusia 63 tahun. Jika diibaratkan sebagai manusia, usia tersebut sudah selayaknya menikmati hasil kerja keras yang telah dicapai. Atau kalau meminjam istilah para pegawai, sudah waktunya untuk pensiun. Namun sepertinya tidak elok jika Indonesia yang sebuah negara disamakan dengan manusia. Karena semua berharap Ibu pertiwi kita selalu hidup dan menyaksikan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh putra-putra bangsanya. Kita tidak ingin Indonesia tutup usia ataupun berhenti berproduksi.

Tahun ini, di hari kemerdekaan Republik Indonesia putra bangsa menghadiahi kado emas dari Olimpiade beijing 2008. Sungguh mengharukan, lagu kebangsaan Indonesia akhirnya berkumandang di event olahraga paling bergengsi di dunia itu. Tidak hanya itu, bapak Presiden kita SBY juga dikaruniai seorang cucu cantik dari anak pertamannya Agus Harimurti yang menikah dengan Anisa Pohan. Sungguh mengharukan, semoga cucu presiden kita menjadi tunas bangsa yang sholehah dan berguna.

Tidak ketinggalan dengan di tanah air, di Kairo pun diadakan berbagai acara dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-63 itu. Salah satu lomba yang aku ikuti adalah lomba karya tulis populer yang alhamdulillah masuk nominasi 5 besar.

Tadi malam, tanggal 22 Agustus 2008 adalah acara malam tasyakuran kemerdekaan Indonesia. Acara ini dihadiri oleh seluruh warga negara Indonesia di Mesir. Acaranya bertempat di City Gymn, sebuah stadion olahraga di kawasan Nasr City. Para hadirin tampak memenuhi semua ruangan tersebut. Kebetulan aku datang saat tempat masih lengang.

Dalam acara tersebut, Bapak Duta Besar Indonesia di Kairo memberikan hadiah kepada para pemenang lomba. Wah ternyata banyak sekali juaranya, pemenangnya berderet dari ujung kanan sampai ujung kiri pas dengan lebar stadion tersebut.

Tapi sayang ada satu hal yang membuat itu tidak menarik menurutku, yaitu sound sistem yang tidak jelas bagi para hadirin di tribun sebelah kanan panggung tempat aku duduk. Menarik sudah pasti, tapi karena tidak didukung oleh suara yang jelas, acara itu jadi kurang sempurna.

Kini jumlah mahasiswa di Kairo sekitar 6000 orang, jumlah yang sangat besar. Harapanku, semoga semua mahasiswa itu bisa membanggakan ibu pertiwi dan membuat tanah air kita semakin dipandang di dunia internasional. Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, tentunya ibu pertiwi layak kita hadiahi dengan kado-kado istimewa berupa kesuksesan-kesuksesan putra bangsanya.

Dirgahayu Indonesia, semoga tahun depan aku bisa kembali meminum airmu dan mencium tanahmu.

Thursday, August 21, 2008

Industri Minyak di Dunia Islam

Pada abad ke-9 M, ilmuwan Muslim bernama Muhammad Al-Razi (864- 925) telah berhasil memproduksi minyak tanah untuk lampu dan pemanas.Dunia Islam dikenal memiliki cadangan minyak yang melimpah ruah. Dari dulu hingga kini negara-negara Muslim di kawasan Teluk dan Semenanjung Arab menjadi produsen minyak terbesar di dunia. Tak heran, jika anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) didominasi negaranegara Muslim, seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Qatar, serta Uni Emirat Arab.Industri minyak di dunia Islam telah dimulai sejak abad ke-7 M.

Dr A Zahoor dalam tulisannya berjudul Muslims and the Oil Industries mengungkapkan, era minyak di dunia Muslim diawali dengan kisah penghianatan. Guna mematahkan perlawanan kaum Muslim yang hendak menguasai Konstantinopel, Kaisar Constantine IV memerintahkan panglima tinggi militernya untuk bekerja sama dengan seorang penghianat dari Damaskus dalam sebuah operasi rahasia.Pasukan Constantine akhirnya mampu mengalahkan perlawanan tentara Muslim dengan senjata berteknologi minyak yang diciptakan para ilmuwan dari Dinasti Umayyah pada tahun 680 M. Peristiwa itu menandakan bahwa umat Islam di era kekhalifahan sudah menguasai teknologi pe ngo lahan minyak. Sebuah pencapaian teknologi yang sangat tinggi pada zamannya.Sejatinya, menurut Zahoor, manusia kuno yang tinggal di dunia Islam seperti Kuwait, Irak, Iran dan Azerbaijan, Turkmenistan dan Uzbekistan sudah mengenal minyak dan gas. “Orang Mesopotamia yang pertama kami membangun beberapa peradaban telah mengenal minyak mentah yang berasal dari sumur alam,” ungkap Zahoor.

Sebuah manuskrip Akkadian bertarikh 2200 SM menyebut minyak mentah dengan istilah naptu –– berasal dari bahasa Arab yakni naft.Saat pasukan tentara Muslim tiba di Irak dan Persia sekitar tahun 640 M, di kedua wilayah itu ditemukan ratusan lubang sumur minyak yang terbuka. Menurut catatan sejarah, mulai abad ke-10 M, Provinsi Faris di Persia telah menyumbangkan hampir 90 metrik ton minyak setiap tahunnya untuk bahan bakar lampu di istana khalifah. Sejarawan Muslim, Ibnu Adam menceritakan permintaan dan kebutuhan minyak di era kekhalifahan begitu tinggi.Akibat tingginya kebutuhan akan minyak membuat gubernur Arab di Irak Utara menghentikan penarikan pajak minyak dan merkuri. Kebijakan itu dilakukan sebagai sebuah insentif agar produksi minyak dari wilayah itu bisa semakin tinggi. Sejarah mencatat, sejumlah sumur minyak yang luas telah mulai dioperasikan di Irak dan wilayah se kitarnya pada abad ke-8 M. Sumur minyak yang paling strategis dan penting berada di Dir al-Qayyara ñ dekat kota Mosul. Sumur minyak itu mendapat penjagaan yang ketat pada siang dan malam dari tentara kekhalifahan.Pada era itu, umat Islam tak hanya mengeksplorasi minyak. Peradaban Islam pada masa itu juga mulai menggunakan aspal untuk menghaluskan jalan-jalan di kota-kota utama.

Di awal abad ke-13, ahli geografi bernama Yaqut secara gamblang menjelaskan bagaimana umat Islam menciptakan aspal dan menggunakannya untuk menghaluskan jalan. Perabadan Islam menggunakan aspal jauh lebih dulu dibanding kan peradaban Barat. Eropa pertama kali mengenal dan menggunakan aspal pada abad ke-19 M. Yakni, saat jalan di kota Paris berlapiskan aspal pada tahun 1838.Sejarawan Muslim dari abad ke-10 M, Al-Mas’udi mencatat tentang ladang-ladang minyak yang tersebar luas di daratan negeri Muslim. Sang sejarawan menyaksikan sumur-sumur minyak ter serak di Sicilia, Oman, Hadramaut, Irak, Persia, Turkmenistan, Taskent, India dan di wilayah Pulau Sumetera. Ia begitu takjub dengan jumlah minyak yang diproduksi negaranegara Muslim, kala itu. Ia menyebut negeri-negeri itu sebagai bilad al-naffata alias ‘negeri minyak’.Kekhalifahan Islam mulai menerapkan pajak minyak pada saat Khalifah Abbasiyah, Al-Mansur (754-775) memberlakukan pungutan atas produksi minyak. Itulah pajak pertama yang diberlakukan atas produksi minyak dan hingga kini masih tetap berlaku di seantero dunia. Begitu melimpahnya produksi minyak yang dihasilkan, Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad mengangkat wali al-naft atau pengelola minyak di setiap daerah yang memproduksi minyak.Pada abad ke-9 M, ilmuwan Muslim bernama Muhammad Al- Razi (864-925) telah berhasil memproduksi minyak tanah untuk lampu dan pemanas.

Dalam kitab yang ditulisnya berjudul Kitab Al-Asrar— Rhazes begitu orang Barat menyebutnya ñ telah mengungkapkan dua metode penyulingan untuk membuat minyak tanah. Metode penyulingan pertama menggunakan tanah liat dan yang kedua menggunakan ammonium khlorida.Penyulingan itu dilakukan berulang-ulang sampai hasil sulingan benar-benar bersih dan amat digunakan untuk lampu. Minyak tanah bisa digunakan apabila pecahan hidrokarbon sudah menguap. Minyak tanah untuk lampu telah digunakan perabadan Muslim di zaman keemasan lebih dari 1.000 tahun sebelum masyarakat Barat mengenalnya. Itu berarti negeri-negeri Barat masih dicengkram gelapgulita, ketika kota-kota Islam bertabur cahaya di waktu malam.

Pada abad ke-10, kota Cordoba –– Eropa Muslim –– telah terangbenderang di malam hari. Di era kepemimpinan Khalifah Abdurrahman II (912-976), Masjid Cordoba saja diterangi 4.700 lampu dan menghabiskan minyak sekitar 11 ton per tahunnya. Para sejarawan juga melukiskan, jalan-jalan di Cor doba yang mulus dan licin pada malam hari terang-benderang bertaburkan cahaya lampu.Proses penyulingan yang digunakan untuk memproduksi minyak tanah sudah mulai sempurna pada abad ke-9 M.

Minyak tanah di dunia dikenal dengan nama naft abyad atau minyak putih. Seorang sarjana terkemuka dari Persia di abad ke-15 M, Abu Tahir Al-Fayruzabadi dalam catatan perjalannya berjudul Al- Qamus Al-Muhit menuturkan bahwa minyak terbaik adalah minyak putih.Sang pengembara itu juga menuturkan bahwa minyak tanah untuk bahan bakar lampu pada masa itu telah dijual bebas, laiknya obat. Abu Tahir juga mengungkapkan bahwa industri minyak sudah berjalan dengan pesat. Begitulah dunia Islam memulai produksi minyaknya di abad ke-7 M. Hingga kini, dunia Islam masih menjadi produsen utama minyak bumi alias bahan bakar fosil.

Sang Penemu Metode Produksi MinyakTerlahir di Rayy, Provinsi Khurasan dekat Teheran tahun 864 M, Al-Razi dikenal sebagai seorang dokter dan ahli kimia yang hebat. Sejatinya, ilmuwan Muslim yang dikenal Barat sebagai Rhazes itu bernama lengkap Abu Bakar Muhammad ibnu Zakariya. Al-Razi muda yang dikenal amat gemar memainkan harpa sudah mulai jatuh hati pada ilmu kimia.Ia menimba ilmu dari Ali ibnu Rabban al-Tabari (808 M) — seorang dokter sekaligus filosof. Sang gurulah yang telah melecut minat Rhazes untuk menekuni dua bidang ilmu yakni kedokteran dan filsafat. Hingga kelak, dia menjadi seorang filosof, dokter dan ahli kimia yang amat populer di zamannya.

Al-Razi merupakan ilmuwan yang sangat produktif. Tak kurang dari 200 buku berhasil dituliskannya. Kitabnya yang paling terkenal dan fenomenal adalah Kitab Al Mansur, Kitab Al Hawi, Kitab Al Asrar atau ‘Kitab Rahasia’. Dalam ìKitab Rahasiaî itulah Al-Razi melahirkan terobosan yang mencengangkan, yakni dua metode untuk memproduksi minyak tanah atau minyak lampu.Metode pertama untuk memroduksi minyak tanah yang ditemukan Al- Razi adalah dengan menggunakan tanah liat sebagai penyerap. Sedangkan, metode kedua menggunakan ammonium khlorida.Penyulingan minyak dengan kedua metode itu dilakukan secara berulang-ulang sampai hasil sulingan benar-benar bersih dan amat digunakan untuk lampu. Minyak tanah bisa digunakan apabila pecahan hidrokarbon sudah menguap.Sejarah juga mencatat bahwa Al- Razilah-lah, Ilmuwan pertama yang mengungkapkan minyak tanah untuk lampu atau naffatah. Minyak tanah temuannya itu digunakan untuk bahan bakar pemanas dan penerangan alias lampu. Kitab Al-Asrar yang ditulisnya telah digunakan industri lampu minyak dari zaman ke zaman.Selain sebagai ahli kimia, Al-Razi banyak memberi kontribusi dalam ilmu kedokteran. Penguasannya yang amat luas dan mendalam dalam kedokteran telah membuat namanya populer baik di Barat maupun di Timur. Tak heran, jika dia dipandang sebagai dokter terbesar abad pertengahan dan seorang dokter Muslim yang tiada bandingnya.Al-Razi sempat memimpin rumah sakit di Rayy, Iran pada usia 30 tahun. Ia juga sempat mengelola dan memimpin rumah sakit di Bagdad.

Buku kedokterannya yang paling terkenal adalah Al-Tibb Al-Mansur yang dipersembahkan kepada Gubernur al-Mansur, al-Hawi. Selain itu, ensiklopedi ilmu kedokteran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1279 menjadi rujukan sekolah kedokteran di Eropa hingga abad ke-17 M. Ia wafat di tanah kelahirannya pada usia 62 tahun, yaitu pada 25 Oktober 925 M.Minyak untuk Kedokteran di Era KekhalifahanDi era kekhalifahan, minyak tak cuma digunakan sebagai bahan bakar. Seorang dokter terkemuka dari Basra, Irak bernama Masarjawah dalam kitab Qiwa Al-‘Aqaqir menyebutkan ‘minyak putih’ — sebutan minyak tanah dapat digunakan sebagai obat. Itulah pertama kalinya, dunia kedokteran Islam menjadikan minyak tanah sebagai bahan pengobatan.Penemuan itu berawal dari permintaan para jenderal perang Muslim yang meminta Masarjawah membuatkan buku petunjuk bagi para petugas medis yang diterjunkan ke medan perang. Beserta para dokter lainnya, Masarjawah melakukan studi dan pencarian untuk menyusun buku panduan bagi petugas medis saat peperangan. Selain mengadopsi resep herbal dari berbagai negara seperti Mesir, Masarjawah memperkenalkan minyak tanah sebagai salah satu obat.Dalam buku petunjuk yang ditulisnya itu, Masarjawah memperkenalkan bahwa minyak sangat berguna untuk melawan penyakit dan infeksi. Tak heran, bila dari zaman ke zaman para dokter lainnya menerapkan motede penyembuhan minyak tanah yang digunakan Masarjawah.Dalam kitabnya yang kini telah hilang itu Masarjawah berkata, “Minyak hangat, terutama minyak tanah bila diminum dalam dosis kecil sangat bagus untuk meredakan batuk, asma, serta radang sendi.” Begitulah para ilmuwan Islam membuat terobosan demi terobosan dalam ilmu pengetahuan.

Heri Ruslan/yto()

Wednesday, August 13, 2008

Kasih Sayang Allah

Kira-kira satu minggu yang lalu, hasil ujianku keluar. Alhamdulillah aku naik ke tingkat akhir dengan predikat Jayyid Jiddan, hasil yang sungguh di luar dugaan. Pasalnya, predikat itu termasuk predikat langka di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir. Sebenarnya aku tidak menyangka bahwa aku akan naik tingkat, memingat kondisiku saat menempuh ujian dulu.

Aku mengikuti ujian termin pertama di musim dingin dengan perut besar, saat itu usia kandungaku menginjak sembilan bulan. Aku terus berdoa agar proses melahirkan terjadi pasca ujian, dan alhamdulillah Allah mengabulkan doaku. Putra pertamaku lahir delapan hari setelah ujian selesai di hari yang sama dengan ulang tahunku ke-22. Maka, Fayad adalah kado ulang tahunku ke-22 dari Allah yang Maha Penyayang.

Persalinan dengan operasi caesar tidak menyurutkan semangatku untuk ke kampus. Setelah yakin kondisiku baik, sekitar 30 hari setelah melahirkan aku pergike kampus mencari kabar tentang perkuliahan. Aku meminta bantuan teman-teman jika ada info penting dari duktur selama kuliah tolong aku dihubungi.

Masa ujian pun tiba. Saat itu usia putraku tiga bulan, aku memberinya ASI eksklusiv selama enam bulan. Aku belajar dengan ditemani oleh anak pertamaku yang alhamdulillah sangat pengertian selama ujian, ditambah lagi suamiku yang begitu penyabar selalu membantuku. Tugasku hanya belajar dan menyusui anak kami, selebihnya suamiku yang mengerjakan, sungguh anugerah yang tiada terkira aku mendapat suami sebaik dirinya.

Di hari ujian, dua jam sebelum berangkat aku siapkan ASI untuk anakku dalam botol. Saat ujian aku selalu berdoa agar anakku baik-baik saja di rumah. Aku berusaha belajar semampuku menghadapi ujian itu, namun alhamdulillah Allah Maha Bijaksana dan selalu membantuku menjawab soal-soal ujian.

Usai ujian, aku berlari mengejar waktu, aku takut anakku kelaparan. Di rumah aku beristirahat dengan bermain bersama Fayad. Bagiku menyusui Fayad ketika sedang belajar sama seperti refreshing sejenak melapas rasa lelah dan penat di otak.

Ujian berakhir, aku serahkan semua pada Allah, aku hanya bisa berusaha dan berdoa, selebihnya Allah yang Maha Tahu segalanya yang terbaik bagi hamba-Nya. Aku tidak sebaik teman-teman yang lain, aku hanya bermodakan semangat menempuh pendidikan di sini, aku hanya berdoa semoga Allah membantuku.

Dan alhamdulillah, karena kasih sayang Allah aku bisa lulus ke tingkat empat. Sungguh Allah tak melupakan hamba-Nya. Aku malu jika aku belum bisa sempurna menjalankan ibadahku. Aku malu pada Allah jika masih saja ada kemaksiatan yang aku perbuat. Allah ampuni hambaMu ini yang belum bisa memberikan yang terbaik dalam beribadah kepadaMu, namun bantulah hamba Ya Allah untuk bisa menjadi hambaMu yang solehah. Amin.