Saturday, August 23, 2008

Refleksi Kemerdekaan ke-63

Alhamdulillah negara kita kini sudah berusia 63 tahun. Jika diibaratkan sebagai manusia, usia tersebut sudah selayaknya menikmati hasil kerja keras yang telah dicapai. Atau kalau meminjam istilah para pegawai, sudah waktunya untuk pensiun. Namun sepertinya tidak elok jika Indonesia yang sebuah negara disamakan dengan manusia. Karena semua berharap Ibu pertiwi kita selalu hidup dan menyaksikan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh putra-putra bangsanya. Kita tidak ingin Indonesia tutup usia ataupun berhenti berproduksi.

Tahun ini, di hari kemerdekaan Republik Indonesia putra bangsa menghadiahi kado emas dari Olimpiade beijing 2008. Sungguh mengharukan, lagu kebangsaan Indonesia akhirnya berkumandang di event olahraga paling bergengsi di dunia itu. Tidak hanya itu, bapak Presiden kita SBY juga dikaruniai seorang cucu cantik dari anak pertamannya Agus Harimurti yang menikah dengan Anisa Pohan. Sungguh mengharukan, semoga cucu presiden kita menjadi tunas bangsa yang sholehah dan berguna.

Tidak ketinggalan dengan di tanah air, di Kairo pun diadakan berbagai acara dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-63 itu. Salah satu lomba yang aku ikuti adalah lomba karya tulis populer yang alhamdulillah masuk nominasi 5 besar.

Tadi malam, tanggal 22 Agustus 2008 adalah acara malam tasyakuran kemerdekaan Indonesia. Acara ini dihadiri oleh seluruh warga negara Indonesia di Mesir. Acaranya bertempat di City Gymn, sebuah stadion olahraga di kawasan Nasr City. Para hadirin tampak memenuhi semua ruangan tersebut. Kebetulan aku datang saat tempat masih lengang.

Dalam acara tersebut, Bapak Duta Besar Indonesia di Kairo memberikan hadiah kepada para pemenang lomba. Wah ternyata banyak sekali juaranya, pemenangnya berderet dari ujung kanan sampai ujung kiri pas dengan lebar stadion tersebut.

Tapi sayang ada satu hal yang membuat itu tidak menarik menurutku, yaitu sound sistem yang tidak jelas bagi para hadirin di tribun sebelah kanan panggung tempat aku duduk. Menarik sudah pasti, tapi karena tidak didukung oleh suara yang jelas, acara itu jadi kurang sempurna.

Kini jumlah mahasiswa di Kairo sekitar 6000 orang, jumlah yang sangat besar. Harapanku, semoga semua mahasiswa itu bisa membanggakan ibu pertiwi dan membuat tanah air kita semakin dipandang di dunia internasional. Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, tentunya ibu pertiwi layak kita hadiahi dengan kado-kado istimewa berupa kesuksesan-kesuksesan putra bangsanya.

Dirgahayu Indonesia, semoga tahun depan aku bisa kembali meminum airmu dan mencium tanahmu.