Wednesday, August 13, 2008

Kasih Sayang Allah

Kira-kira satu minggu yang lalu, hasil ujianku keluar. Alhamdulillah aku naik ke tingkat akhir dengan predikat Jayyid Jiddan, hasil yang sungguh di luar dugaan. Pasalnya, predikat itu termasuk predikat langka di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir. Sebenarnya aku tidak menyangka bahwa aku akan naik tingkat, memingat kondisiku saat menempuh ujian dulu.

Aku mengikuti ujian termin pertama di musim dingin dengan perut besar, saat itu usia kandungaku menginjak sembilan bulan. Aku terus berdoa agar proses melahirkan terjadi pasca ujian, dan alhamdulillah Allah mengabulkan doaku. Putra pertamaku lahir delapan hari setelah ujian selesai di hari yang sama dengan ulang tahunku ke-22. Maka, Fayad adalah kado ulang tahunku ke-22 dari Allah yang Maha Penyayang.

Persalinan dengan operasi caesar tidak menyurutkan semangatku untuk ke kampus. Setelah yakin kondisiku baik, sekitar 30 hari setelah melahirkan aku pergike kampus mencari kabar tentang perkuliahan. Aku meminta bantuan teman-teman jika ada info penting dari duktur selama kuliah tolong aku dihubungi.

Masa ujian pun tiba. Saat itu usia putraku tiga bulan, aku memberinya ASI eksklusiv selama enam bulan. Aku belajar dengan ditemani oleh anak pertamaku yang alhamdulillah sangat pengertian selama ujian, ditambah lagi suamiku yang begitu penyabar selalu membantuku. Tugasku hanya belajar dan menyusui anak kami, selebihnya suamiku yang mengerjakan, sungguh anugerah yang tiada terkira aku mendapat suami sebaik dirinya.

Di hari ujian, dua jam sebelum berangkat aku siapkan ASI untuk anakku dalam botol. Saat ujian aku selalu berdoa agar anakku baik-baik saja di rumah. Aku berusaha belajar semampuku menghadapi ujian itu, namun alhamdulillah Allah Maha Bijaksana dan selalu membantuku menjawab soal-soal ujian.

Usai ujian, aku berlari mengejar waktu, aku takut anakku kelaparan. Di rumah aku beristirahat dengan bermain bersama Fayad. Bagiku menyusui Fayad ketika sedang belajar sama seperti refreshing sejenak melapas rasa lelah dan penat di otak.

Ujian berakhir, aku serahkan semua pada Allah, aku hanya bisa berusaha dan berdoa, selebihnya Allah yang Maha Tahu segalanya yang terbaik bagi hamba-Nya. Aku tidak sebaik teman-teman yang lain, aku hanya bermodakan semangat menempuh pendidikan di sini, aku hanya berdoa semoga Allah membantuku.

Dan alhamdulillah, karena kasih sayang Allah aku bisa lulus ke tingkat empat. Sungguh Allah tak melupakan hamba-Nya. Aku malu jika aku belum bisa sempurna menjalankan ibadahku. Aku malu pada Allah jika masih saja ada kemaksiatan yang aku perbuat. Allah ampuni hambaMu ini yang belum bisa memberikan yang terbaik dalam beribadah kepadaMu, namun bantulah hamba Ya Allah untuk bisa menjadi hambaMu yang solehah. Amin.