Saturday, September 30, 2006

Mengingat G 30 S


Dulu, waktu masih duduk di bangku SD, setiap malam 1 Oktober, aku nonton film tentang peristiwa G 30 S. kalau aku nggak salah ingat, film itu di putar sekitar pukul tujuh malam sampai jam sebelas. Biasanya aku tertidur di sela-sela film itu karena durasinya sangat panjang. Aku terbangun saat adegan penyiksaan yang dilakukan terhadap para jendral. Merinding rasanya bulu kudukku menyaksikan acara itu.

Saat itu aku menoleh ke arah ayahku yang sudah tertidur lelap di kasur. Kebetulan ayahku adalah seorang prajurit TNI-AD, aku jadi takut jangan-jangan ayahku nanti juga diculik. Setelah menonton film itu, sekitar dua bulan aku tidak bisa tidur setiap malam. Aku takut dan was-was kalau terjadi apa-apa pada ayahku, karena aku ingat bagaimana Jendral Ahmad Yani ketika itu didatangi sekelompok orang yang mengaku utusan presiden, katanya ada panggilan negara tapi ternyata ditembak. Sebagai anak seorang TNI-AD, aku jadi takut kalau tiba-tiba ayahku ada panggilan tugas, aku takut ayahku tidak kembali. Namun trauma akibat menonton film G 30 S itu akhirnya hilang seiring dengan berjalannya waktu.

Aku hanya berharap kejadian ini tak terulang kedua kalinya pada bangsa Indonesia, karena bisa kubayangkan, melihat film saja aku trauma sampai dua bulan bagaimana mereka yang mengalami kejadian itu langsung, pastinya peristiwa itu tidak akan pernah luput dari ingatan mereka seumur hidup.

Mengapa di dunia ini mesti ada pertumpahan darah hanya demi mencapai suatu keinginan yang fana. Mengapa korban-korban kemanusiaan di bumi selalu bertambah dari hari ke hari akibat keangkuhan manusia?

Tidakkah mereka sadar bahwa hidup damai itu jauh lebih indah. Mengapa Israel dan Libanon harus berperang? Mengapa Israel selalu saja menumpahkan darah orang-orang Palestina? Mengapa Amerika selalu saja ikut campur dalam urusan dalam negeri suatu bangsa? Mengapa dia tak pernah puas dengan yang dimilikinya sekarang?

Setiap kali kudengar berita isinya hanya tragedi kemanusian, bencana? Apakah manusia itu tidak bisa berpikir, apa penyebab semua bencana yang melanda bumu ini? Bumi ini rusak akibat ulah manusia, dunia ini hancur karena egoisme manusia.

Tragedi kemanusiaan yang terjadi pada 30 September 1965, ternyata bukan akhir dari pertumpahan darah di dunia ini. Ternyata itu terus berlangsung setiap detik, setiap menit setiap waktu. Entah bagaiman perasaan mereka yang menyaksikan langsun kejadian itu.

Aku hanya bisa berdoa agar manusia sadar akan kedudukannya sebagai kholifah di mukabumi ini yang akan dipertanggung jawabkan di hari nanti.