Wednesday, March 07, 2007

Apa Arti Laki-laki Tanpa Perempuan

Masih ingat Presiden Amerika Bill Clinton? Apa rahasia kesuksesannya melenggang ke Gedung Putih? Saat kampanye pemilu melawan Bush Senior, ia selalu mengatakan "Pilih aku sama dengan beli satu dapat dua atau two in one". Maksudnya, dengan memilih Clinton tidak saja akan mendapatkan Clinton akan tetapi juga Hillary Rodham, sang istri yang sama hebatnya seperti Clinton.
Dan benar, Clinton akhirnya berhasil mengalahkan Ayahanda George Walker Bush yang saat itu masih menjabat presiden. Ia juga terpilih untuk masa jabatan yang kedua kalinya. Kesuksesan Clinton tidak bisa lepas dari peran istrinya, seorang pengacara terkenal yang masuk nominasi "The Best Ten Advocates" di negeri Paman Sam.
Sama halnya dengan Bill Clinton, kesuksesan Presiden SBY juga tidak lepas dari peranan istrinya, Ani Yudhoyono yang setia mendampinginya dan memberikan sumbangan pemikiran yang terbaik untuk sang suami. Ibu Ani-lah yang menyarankan SBY untuk keluar dari Kabinet Megawati saat keberadaannya tidak dihargai lagi. Ibu Ani pula yang meyakinkan SBY untuk menerima tawaran Gus Dur menjadi menteri pertambangan energi di saat suaminya ragu antara menerima dan menolak, sebab dengan menjadi menteri berarti tamat sudah karier militer yang dirintis bertahun-tahun lamanya, padahal SBY sangat berpeluang menjadi panglima TNI. Tetapi menurut Ibu Ani, mengabdi kepada bangsa dan Negara tidak harus di TNI, bisa juga dengan menjadi menteri.
Jusuf Kalla pun tak jauh berbeda. Wakil presiden yang juga seorang pengusaha papan atas serta ketua umum partai terbesar di tanah air, ketika ditanya rahasia kesuksesannya ia menjawab dengan mantap adalah karena istrinya, Ibu Mufidah Kalla.
Begitulah, banyak orang-orang besar muncul karena sentuhan istrinya. Perempuan dengan segala kelembutan, kasih sayang dan perhatiannya memiliki posisi istimewa di mata sang suami serta penentu kesuksesan karirnya. Sedekat apapun seorang pejabat dikelilingi staf ahli dan sekretaris pribadi, tetap lebih dekat pejabat itu dengan istrinya. Karena itu, kebijakan penting dan keputusan besar lebih banyak ditentukan hasil diskusi di atas ranjang.
Demikian pentingnya kehadiran seorang perempuan dalam kehidupan laki-laki, maka perempuan dalam perannya sebagai istri harus mampu memahami posisinya dan posisi suaminya, menjadi penyejuk hati suaminya dan menjadi mustasyaroh dalam segala hal. Karena di sisi lain ada juga perempuan yang tidak menyadari kedudukan dan tugasnya serta ada juga yang tak bisa mengerti posisi suaminya sehingga menuntut lebih dari kemampuan suami. Sebagai contoh, berapa banyak pejabat yang korupsi dan menyimpang dari aturan yang benar akibat desakan sang istri yang selalu menuntut lebih. Sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan segelintir orang saja namun seluruh masyarakat.
Oleh sebab itu, seorang perempuan sudah semestinya menyadari peran dan fungsinya di sebelah suami. Alangkah mulianya bila ia mampu memberikan pikiran dan gagasan cemerlang kepada suaminya yang tentu bermanfaat bagi kemaslahatan lebih luas.
Bagi yang belum menikah, uraian ini belum terasa maknanya, tapi bukan berarti tidak perlu diketahui dan dipelajari. Ketika masih duduk di bangku kuliah dulu Hillary Rodham, Ani Kristina Herawati dan Mufidah tak pernah membayangkan bila suami mereka di kemudian hari menjadi orang hebat. Nah, tidak salah jika perempuan-perempuan berpikir positif, progresif dan optimis bahwa mereka juga bisa berkesempatan mendampingi tokoh-tokoh besar di suatu saat nanti atas ijin Allah.***