Sunday, September 24, 2006

Puasa Pertama di Kairo 1427 H


Hari pertama puasa di Kairo! Panas banget men. Gimana enggak, kuliyah di Al-Azhar nggak ada istilah liburnya. tapi tetep aja yang meliburkan diri juga banyak, maklum lah nggak diabsen.

Waktu berangkat kuliyah sih nggak kerasa panasnya karena masih pagi, udara Kairo masih sangat bersahabat, tapi kalau sudah jam dua belas siang waduh nggak kebayang deh panasnya kaya apa, padahal bulan ini musim panas sudah lewat loh, apalagi jam Kairo sudah diputer satu jam lebih cepat.

Yah..namanya juga negara padang pasir, harus terima resiko kalau selalu kepanasan, nggak musim panas nggak musim dingin kalau pergi kelua rumah pasti kita kena sengatan matahari yang sangat deh. Nggak kaya di Indonesia, keluar rumah nggak terlalu melelahkan, beda dengan Kairo, keluar rumah cuma mau beli sayur aja udah kecapekan plus bonus kepanasan.

Itu menurut Nita sih, nggak tahu menurut mahasiswa Indonesia yang lainnya dan orang Mesir asli yang udah dari lahir terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Saat aku turun dari Bus dan berjalan menuju rumah, suasananya lain banget dari hari biasanya,l lebih sepi. Toko-toko yang biasanya buka pada tutup semua. Yang masih buka cuma toko-toko sayuran dan beberapa toko kelontong. Rumah-rumah makan tidak beroperasi di siang hari rupanya. "Ihtiroman li Ramadhan".

Ketika aku melewati sebuah toko, aku lihat banyak orang berkerumun di depannya, aku nggak tahu ada apa, tapi setelah aku mendekat ternyata mereka sedang antri membeli makanan khas bulan Ramadhan di Mesir ini. ada kue namaya "kunafa" rasanya manis bukan main, orang Mesiar memang nggak tanggung-tanggung kalo bikin kue yang manis-manis, sampe bikin gigi "giyung" kata orang sunda.

Anyway, kesan pertamaku untuk puasa tahun ini di Kairo..panas. Tahu kan kalau panas berarti efeknya apa?